Kamis, 21 Juli 2011

"Nice Vacation On Sumatera Utara " - Part 3

Sungai Asahan

Sungai Asahan merupakan sungai besar yang ada di Provinsi Sumatra Utara. Sungai ini memiliki hulu di Danau Toba, mengalir melalui pintu Bendungan Sigura-gura menyusuri daerah hilir. Air Sungai Asahan mengalir melewati beberapa wilayah di Kabupaten Asahan dan bermuara di Teluk Nibung, Selat Malaka. Topografi alam yang terdapat di sepanjang sungai ini terkenal berliku, bergelombang, curam, dan diapit oleh tebing-tebing terjal. Sedangkan air sungai yang mengalir rata-rata kondisinya deras, berombak tinggi, serta dengan debit air yang tinggi. Debit air yang mengalir di sungai ini mencapai 120 meter kubik per detik dengan kedalaman rata-rata sekitar 5 meter. Arus yang deras, medan berbahaya, dan jeram-jeram ekstrim menjadikan sungai ini sebagai salah satu tempat favorit untuk melakukan kegiatan olahraga arung jeram.

 Sungai Asahan yang biasa diarungi untuk kegiatan olahraga arung jeram berada pada area sepanjang 22 km, mulai dari Desa Tangga atau tepat di depan pintu Bendungan Sigura-gura hingga Bandar Pulau, yang menjadi muara sungai. Tingkat kesulitan yang disuguhkan sepanjang sungai pun cukup bervariasi, mulai dari ringan hingga paling berbahaya dan menakutkan yang dikelompokkan menjadi 4 bagian. Untuk tingkat kesulitan yang ringan berada pada daerah dua atau setelah hulu sungai dan daerah empat atau hilir sungai. Sementara untuk tingkat kesulitan yang berbahaya dan ekstrim justru berada pada daerah hulu atau bagian pertama dan pada daerah tiga atau sebelum daerah hilir sungai.
Walaupun Sungai Asahan menjadi tempat favorit latihan bagi atlit lokal dan nasional, tetapi sungai ini belum dikenal di kalangan atlit arung jeram internasional. Baru sekitar tahun 2000, bertepatan dengan penyelenggaraan lomba arung jeram skala internasional, sungai ini baru dikenal oleh pecinta (atlit) olahraga arung jeram dunia. Sejak saat itu, sungai ini selalu ramai dikunjungi baik dari provinsi lain di Indonesia maupun dari mancanegara untuk melakukan olahraga arung jeram. Semenjak tahun 2000 itu juga hingga sekarang, Pemerintah Daerah Kabupaten Asahan selalu mengagendakan perlombaan arung jeram sebagai salah satu kegiatan tahunan. Hal ini dilakukan, sebagai salah satu upaya menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Asahan. 

Keistimewaan
Sebagai lokasi olahraga arung jeram, Sungai Asahan oleh pecinta olahraga arung jeram internasional dikategorikan sebagai sungai terbaik ke 3 di dunia setelah Sungai Zambesi di Afrika dan Sungai Colorado di Amerika Serikat. Hal tersebut tidak lepas dari tingkat kesulitan sungai ini yang berada pada grade (kesulitan) antara 4—5+. Dengan tingkat kesulitan seperti ini, biasanya hanya sedikit orang yang mampu mengarungi sungai tersebut. Para atlit yang akan terjun mengarungi sungai harus betul-betul profesional, lincah dalam mengendalikan perahu, serta memiliki pengalaman lebih. Selain tingkat kesulitan yang ekstrim dan berbahaya, sungai ini terkenal dengan keindahan alamnya yang alami.
Medan yang terdapat di Sungai Asahan terbagi menjadi empat jalur. Jalur tersebut dibedakan sesuai dengan tingkat kesulitan medannya. Pertama, Never-Ever-Ends atau jalur yang saling bertautan dan tidak terputus-putus. Pada bagian Never-Ever-Ends yang termasuk dalam tingkat kesulitan antara 4—5 ini, seolah tidak memberikan kesempatan bagi para atlit untuk bersantai agar dapat mengatur posisi duduknya ketika mengayuh. Jalur ini dimulai dari pintu Bendungan Sigura-gura sebagai hulu Sungai Asahan hingga Jembatan Parhitean, jembatan peninggalan pemerintah kolonial Hindia Belanda, dengan panjang arena jeram sekitar 3,5 km.
Kedua, Hula-Huli Run. Pada bagian Hula-Huli Run, tingkat kesulitannya berada pada 2 level di bawah jalur pertama. Sehingga, daerah ini medannya tergolong ringan dan tentunya lebih mudah dilalui. Untuk rute sepanjang 2,5 km ini, dimulai dari Jembatan Parhitean dan berakhir di Desa Hula-Huli dengan tingkat kesulitan  antara 3—4.
Tiga, Middle Section. Jalur ini, dikategorikan sebagai jeram-jeram yang paling sulit untuk dilalui, bahkan medan ini sering disebut dengan Nightmare (mimpi buruk). Dengan tingkat kesulitan yang berada pada grade 5+, sungai ini terkenal ganas, berbahaya, dan liar untuk dilewati. Untuk melewati jalur ini, para atlit yang akan mengarunginya betul-betul harus bernyali besar, profesional, dan terlatih. Selain itu, kesiapan dan ketangkasan fisik dan faktor pengalaman sangat dibutuhkan agar dapat menaklukkan jalur ini dengan selamat dan terhindar dari kecelakaan yang berakibat fatal.
Empat, Halim Run. Jalur ini merupakan jalur yang paling aman dan mudah. Pada jalur yang biasanya ditempuh selama 3,5 jam inilah kegiatan olahraga arung jeram yang diperuntukkan bagi para pelancong dilakukan. Jalur ini berakhir di daerah Bandar Pulau yang berbatasan dengan laut lepas, Selat Malaka.
Sebelum menjajal arus Sungai Asahan dengan medan-medan yang menantang tersebut, biasanya para pelancong diberikan pengarahan oleh instruktur tentang penyelamatan diri ketika terjadi kecelakaan. Ini dilakukan, agar mereka yang akan mengarungi sungai dengan perahu jeram bisa selamat ketika perahu terbalik dan dihempas oleh derasnya arus sungai. 


Untuk mengarungi sungai ini, para wisatawan dapat menggunakan dua pilihan perahu. Jika berada pada daerah yang berbahaya, kegiatan jeram hanya bisa dilakukan dengan menggunakan perahu arung jeram yang dikayuh secara berkelompok. Tetapi, jika berada pada daerah yang aman, maka para atlit bisa menggunakan perahu kayak yang bisa dikayuh perorangan. 
Dinding-dinding tebing yang menjulang tinggi, hingga mencapai 200 meter yang terdapat di sebagian tempat di bantaran Sungai Asahan juga menarik untuk dijadikan arena olahraga panjat tebing. Keindahan dinding tersebut dilengkapi oleh beberapa air terjun dengan deburan air yang jatuh membentuk kabut air yang memancarkan sinar pelangi indah ketika berpadu dengan sinar mentari.



PELABUHAN BELAWAN

Kualifikasi sebagai salah satu kota terpenting di Indonesia bagian Barat menjadikan keberadaan pelabuhan di Kota Medan sebagai sebuah fasilitas mutlak. Hiruk-pikuk transportasi manusia maupun  logistik serta aktivitas perdagangan baik dalam maupun luar negeri perlu diakomodasi guna menyokong kehidupan kota Medan. Aktivitas inilah yang menjadi sumber utama keramaian Pelabuhan Belawan Kota Medan, Sumatra Utara. Pelabuhan ini dinamai sama dengan muara sungai yang menjadi termpatnya berdiri, yakni Sungai Belawan. Terletak sekitar 27 km  arah utara dari kota Medan Pelabuhan Belawan merupakan salah satu dari empat pelabuhan di Indonesia yang beroperasi selama 24 jam penuh. Sehingga, jika pun ada kapal yang hendak singgah jam dua pagi, pelabuhan ini siap untuk menjadi tempat bersandar.
Sejarah pelabuhan ini tidak bisa lekang dari jejak rekam sejarah berdirinya kota Medan. Setelah ditelusuri, pelabuhan ini sudah ada sejak sekitar akhir abad ke-19. Adalah pengusaha sekaligus pendiri beberapa bangunan penting dan bersejarah kota Medan, bernama A Fei, yang mencanangkan ide tentang pembangunan sebuah pelabuhan untuk kepentingan ekonomi usahanya maupun kerajaan yang berkuasa saat itu yaitu Kesultanan Deli Serdang. Selain Pelabuhannya, A Fei juga mencanangkan pembangunan jalur rel kereta api dari kawasan Kota Medan dengan wilayah Pelabuhan Belawan (Deli Spoorweg Maatschappij)
Pelabuhan Belawan memiliki area kerja sekitar 12.072,33 hektar yang terdiri dari Pangkalan Belawan Lama, Pangkalan Ujung Baru, Pangkalan Citra, Terminal Peti Kemas Konvensional Gabion, dan Terminal Penumpang. Dalam melaksanakan aktivitasnya, Pelabuhan Belawan ditopang oleh sekitar 600 orang karyawan dengan sistem satu atap atau yang biasa disebut dengan PPSA (Pusat Pelayanan Satu Atap). Pelabuhan ini memiliki empat demaga. Dua diantaranya mampu menyandarkan kapal dengan bobot maksimal masing-masing sebesar 7000 ton. Dengan statistik tersebut, tak heran, Pelabuhan ini menjadi pelabuhan terpenting di Pulau Sumatra.
Aktivitas ekonomi terbesar di pelabuhan ini berupa bongkar muat komoditas CPO (Crude Palm Oil) yang merupakan salah satu komoditas alam terbesar yang dihasilkan Pulau Sumatra. Di Pelabuhan Belawan, rerata kuantitas komoditas ekspor andalan Indonesia ini mencapai 51 juta ton/tahun. Di samping CPO, ada pula komoditas berupa bungkil (semacam ampas dari minyak kelapa sawit) yang nilai ekspornya mencapai 985 ribu ton/tahun.Sedangkan untuk kepentingan mobilisasi angkutan penumpang, terminal penumpang Pelabuhan Belawan bisa menampung sekitar 3100 orang penumpang baik dari maupun keluar daerah. 

Eksotisme ekonomi dan transportasi ini, ternyata bukan menjadi satu-satunya keindahan Pelabuhan Belawan.  Di malam hari, kerlipan berbagai lampu dari berbagai instalasi darat Pelabuhan Belawan dan juga kapal-kapal yang singgah sayang jika tidak dinikmati. Dengan keadaan seperti itu, minimal pengunjung bisa mengambil beberapa gambar kerlip lampu-lampu berdaya besar tersebut atau bisa sekadar mengagumi konstruksi kapal-kapal besar yang singgah.

Keistimewaan
Di samping waktu operasionalnya yang seharian penuh, fasilitas bongkar muat pelabuhan ini sangat menguntungkan secara ekonomi. Fasilitas gudang yang disediakan pelabuhan ini mencapai 76 m2. Sedang luas lapangan penumpukan yang disediakan sekitar 136 m2. Dari kalkukasi ini, para eksportir maupun importir yang beraktivitas di Kota Medan maupun Pulau Sumatra, tidak perlu merisaukan persoalan penyimpanan barang. Imbas positif dari aktivitas ini, juga bisa dinikmati pengunjung yang mungkin bermaksud untuk sekadar melancongi pelabuhan ini. Perpindahan barang yang dilakukan oleh tenaga mesin maupun manusia adalah pemandangan yang bisa dinikmati. Lalu-lalang buruh angkut bisa menjadi target bidikan kamera. Selain itu, saat-saat yang juga istimewa di pelabuhan ini adalah saat menjelang lebaran. Kepadatan Arus mudik maupun balik dari dan menuju Kota Medan memang rutin ditemui di pelabuhan ini. Momen khas ini juga bisa di Pelabuhan Belawan. Alhasil, pengembangan pelabuhan ini juga diarahkan menjadi pelabuhan dengan sistem yang tidak semrawut, dan sistem pelayanan satu atap bisa dijadikan contohnya.

Pulau ASU

Dalam bahasa Jawa kata asu berarti anjing. Kata asu juga sering digunakan sebagai umpatan atau cacian terhadap orang lain. Namun lain halnya di Nias, di daerah ini kata asu digunakan untuk menamai sebuah pulau kecil dengan pantainya yang cantik, yaitu Pulau Asu. Pulau terpencil ini termasuk dalam Kepulauan Hinako dan merupakan salah satu pulau terluar Indonesia. Luas pulau ini kurang lebih 18 km2, dengan penghuni tetap sekitar 20 kepala keluarga.
Bagi Anda yang ingin melepaskan diri dari rutinitas kehidupan kota yang membosankan, pulau ini memberi semua yang Anda inginkan. Situasi yang tenang, nyaman, serta keramahan warga setempat, akan membuat Anda betah tinggal berlama-lama di Pulau Asu. Di Pulau ini Anda dapat melakukan berbagai aktivitas, mulai dari berjemur di pantai, berenang, tracking keliling pulau, memancing, hingga surfing.
Meskipun lokasi Pulau Asu sangat terpencil dan jauh dari fasilitas yang mewah, hal ini tidak mengurangi minat wisatawan untuk berkunjung. Hal itu terlihat dari animo wisatawan yang datang ke sana. Mereka tidak hanya berasal dari Indonesia, banyak di antaranya merupakan wisatawan mancanegara.


Keistimewaan
Pulau Asu memiliki pantai yang sangat indah dengan air laut yang jernih serta butiran pasir putih yang lembut. Sejauh mata memandang, terlihat birunya langit yang bertemu dengan birunya laut di batas horison. Nyiur pohon kelapa yang melambai tertiup angin berpadu dengan irama ombak, menjadikan suasana terasa damai dan tenang.
Di pantai ini Anda dapat berjemur, berenang, menyelam, atau hanya sekadar bermain-main saja. Sedangkan bagi Anda yang suka berselancar, pantai ini merupakan tempat yang tepat untuk Anda. Ombak di tempat ini bisa mencapai ketinggian 3–4 meter, sehingga sangat bagus untuk berselancar. Namun Anda juga harus berhati-hati, karena di beberapa tempat pantai ini memiliki karang-karang yang tajam.
Jika ingin menikmati petualangan yang berbeda, menjelajah pulau mungkin dapat menjadi pilihan yang patut dicoba. Anda dapat mengitari Pulau Asu dengan berjalan kaki mengikuti garis pantai. Di sepanjang jalan kemungkinan Anda akan menemukan daun subang-subang (scaveola tacada), penduduk lokal menyebutnya daun rafe-rafe. Daun ini termasuk sulit ditemukan di tempat lain dan berfungsi sebagai obat anti diabetes. Setelah lelah mengitari Pulau Asu, Anda dapat kembali duduk di tepian pantai sembari menikmati senja, karena saat itu pemandangan akan semakin indah. Matahari yang berada di ufuk barat secara perlahan tenggelam ke dasar laut. 

Bagi Anda yang suka memancing, tempat ini menyediakan perahu yang dapat Anda sewa. Memancing di malam hari akan menjadi pengalaman tersendiri. Langit tanpa awan dan dihiasi bintang-bintang akan menjadi pemandangan yang sangat menakjubkan. Ditambah lagi plankton yang berpendar di sekitar kapal menciptakan suasana magis yang akan selalu Anda kenang.


0 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites