Gunung Sibuyak
Orang Batak Karo sering menyebut Gunung Sibayak dengan sebutan “Gunung Raja”. Sibayak berarti raja dalam bahasa Batak Karo.
Gunung Sibayak, yang meletus terakhir kali pada tahun 1600, merupakan gunung vulkanik yang masih aktif mengeluarkan gumpalan asap dengan ketinggian hingga 2 km. Gumpalan asapnya berasal dari panas bumi dan berguna sebagai sumber energi listrik. Di Kabupaten Karo telah terdapat sebuah kawasan pembangkit tenaga uap di dekat Gunung Sibayak.
Ketinggian gunung itu sekitar 2.094 m dari permukaan laut. Dari Desa Sibayak, terlihat jelas kondisi kawahnya yang agak landai (terlihat dari belakang kawasan pembangkit tenaga uap), yang kelihatannya seperti membelah gunung. Sekitar pukul 15:00 WIB, kabut mulai kelihatan di sekitar puncak gunung hingga ke bagian bawahnya, dan tidak lama kemudian, kabut mulai menyebar hingga ke Desa Semangat Gunung. Kondisi kabut seperti ini, sama dengan kondisi kabut yang ada di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah atau di Genting Highlands, Malaysia.
Keistimewaan
Gunung itu terlihat begitu indah dan menjadi daya tarik banyak pengunjung, terutama para pendaki gunung. Pada malam Minggu, biasanya pukul 02:00 WIB merupakan malam favorit bagi para pendaki untuk mendaki ke puncak gunung, untuk melihat keindahan panorama matahari terbit. Dari puncak gunung terlihat Kota Medan, di mana pada malam harinya, Kota medan terlihat lebih indah dengan kemilau lampu-lampu kotanya.
Untuk mencapai kaki Gunung Sibayak, paling dekat ditempuh melalui Desa Semangat Gunung (Desa Raja Berneh). Desa itu sangat indah dengan panorama alam dan hamparan perkebunan sayur-sayuran, tanaman hias dan buah-buahan. Masyarakatnya bercorak masyarakat agraris, yang masih berpegang pada tradisi leluhur dengan kehidupan sosial yang multikultural. Komunitas Muslim dan Nasrani hidup saling berdampingan. Dalam perjalanan menuju Gunung Sibayak, di sepanjang jalan akan terlihat pemandangan tradisional, berupa rumah-rumah adat Batak Karo yang telah berusia sekitar 250 tahun.
Banyak terdapat sumber air panas di sekitar Desa Semangat Gunung dan di Gunung Sibayak. Di kaki Gunung Sibayak terdapat sumber air panas yang sering didatangi para pengunjung. Uap airnya mengandung belerang, sehingga tercium agak menyengat. Kondisi alamnya masih natural, dipenuhi pepohonan bambu dan rotan. Untuk menuju arah puncak, para pendaki dapat melewati jalan setapak sebagai jalur resmi pendakian.
Danau Toba
Danau Toba merupakan salah satu danau terbesar di dunia, dan yang terbesar dan terpopuler di Indonesia. Danau itu seperti lautan yang luasnya lebih kurang 100 km x 30 km. Di tengah danau itu, ada sebuah pulau yang besar, yaitu Pulau Samosir yang berada pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan penelitian dari para peneliti Universitas Teknologi Michigan, Amerika Serikat, di lokasi Danau Toba, pada masa 75.500 tahun yang lalu, pernah terjadi sebuah letusan maha dahsyat yang memusnahkan manusia, hewan dan tumbuhan. Letusan itu memuntahkan bebatuan dan abu vulkanik hingga sejauh 2.000km3. Arah muntahan letusan menimbulkan kegelapan hingga dua minggu lamanya. Dampak dari letusan adalah terbentuknya sebuah kawah gunung berapi yang besar, yang lama-kelamaan kawah tersebut terisi air yang akhirnya terbentuk sebuah danau yang besar, yaitu Danau Toba. Mengenai keberadaan Pulau Samosir, itu terbentuk diakibatkan oleh tekanan magma secara terus-menerus yang belum keluar dari perut bumi.
Keistimewaan
Keindahan Danau Toba sangat mengagumkan. Danau itu dikelilingi oleh perbukitan, sehingga suasana di sekitar danau terasa nyaman, udaranya segar dan sejuk. Para pengunjung dapat menikmati keindahannya dengan berenang atau pun menyewa perahu motor, mengitari sekitar danau. Di sore hari, pengunjung dapat menikmati suasana yag lebih hening dengan pemandangan cahaya matahari terbenam yang begitu indah.
Danau yang luas ini memiliki nilai magis dan kosmologis, karena dipercaya sebagai tempat berdiamnya Namborru (tujuh dewi leluhur Suku Batak). Bilamana masyarakat Suku Batak ingin menggelar acara adat di sekitar danau, mereka harus terlebih dahulu memohon izin kepada Namborru. Seperti dalam perayaan Pesta Rakyat Danau Toba yang setiap tahunnya digelar, beberapa ritual dilakukan terlebih dahulu sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.
Di tengah Danau Toba, yaitu di Pulau Samosir terdapat objek wisata alam yang populer, yakni danau di atas danau (Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang); objek wisata sejarah di komplek makam Raja Sidabutar di Desa Tomok; dan wisata arsitektur berupa komplek rumah tradisional Batak Toba Samosir. Di Parapat, para pengunjung yang ingin mengunjungi Pulau Samosir dapat menumpangi angkutan feri yang setiap jamnya berangkat ke Desa Tomok, Samosir.
Air Terjun Sipiso - Piso
Nama air terjun yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karo ini memiliki makna yang khas. Sebagaimana disebut dalam berita harian Suara Indonesia Baru, bahwa Sipiso-piso berasal dari piso yang artinya pisau. Derasnya air-air yang berjatuhan dari bukit berketinggian di atas seratus meter ini diperumpamakan layaknya berbilah-bilah pisau yang tajam. Selain itu, jurang yang curam jika dilihat dari puncak bukit membuat orang setempat menyebutnya piso dari Tanah Karo.
Sebagai kabupaten yang berkembang, sektor pariwisata di Tanah Karo menjadi salah satu potensi unggulan yang diharapkan mampu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD), di samping sektor pertanian dan industri tentunya. Di sektor ini, Kabupaten Karo memiliki objek wisata yang menarik, misalnya gunung berapi, sumber air panas, kawasan pegunungan, danau, air terjun, rumah tradisional, kebudayaan masyarakat lokal, dan lain sebagainya.
Dalam perkembangannya, objek-objek wisata di Tanah Karo mulai dikembangkan dan dipromosikan ke luar daerah, termasuk Air terjun Sipiso-piso sendiri. Meskipun seolah terjadi persaingan di antara objek-objek wisata itu, hal ini tetap menjadi nilai positif karena masing-masing objek menjadi terpacu untuk berkembang dan mampu menarik wisatawan sebanyak mungkin. Sebagai contoh, di Desa Tongging belum lama ini telah didirikan Taman Wisata Iman (TWI). Meskipun demikian, TWI yang konon lebih banyak menyerap perhatian wisatawan untuk datang, pesona Sipiso-piso tetap saja tidak akan tergantikan. Bagaimana tidak, air terjun ini tidak lain merupakan salah satu air terjun tertinggi di antara banyak air terjun di Indonesia, seperti Air Terjun Tinoor di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara atau Grojogan Sewu, di Provinsi Jawa Tengah.
Dari kesemuanya itu, Sipiso-piso tetap istimewa. Hanya terpisah jarak sejauh 35 km dari kota wisata terkenal di Indonesia, Kota Berastagi, Kabupaten Karo, dan hanya memerlukan sekitar 45 menit dari Kota Medan, Ibukota Provinsi Sumatra Utara, Air Terjun Sipiso-piso terbukti mampu mengangkat reputasi Kabupaten Karo sebagai salah satu daerah tujuan pelancong domestik maupun mancanegara. Tonggo Simanungsong, seorang pecinta wisata, mengatakan bahwa wisatawan mancanegara yang banyak mengunjungi Air Terjun Sipiso-piso berasal dari Malaysia, Singapura, Prancis, dan Belanda. Bagi wisatawan lokal, panorama di Tongging ini sudah sangat dikenal, malahan ada yang mengatakan kabar ini telah sampai ke santero dunia karena keindahan alamnya yang menakjubkan.
Keistimewaan
Dahsyat!!! Begitulah perasaan Anda ketika pertama kali menginjakkan kaki di Desa Tongging, desa di mana Air Terjun Sipiso-piso berada. Dengan mengunjungi Desa Tongging, Anda akan menikmati pemandangan yang indah seperti kawasan wisata di Desa Tao Silalahi yang berada di dekatnya. Sebelum menikmati air terjun dari dekat, Anda akan disuguhi pemandangan indah Tanah Karo dari gardu pandang yang ada di puncak bukit, titik pangkal aliran air terjun Sipiso-piso. Dari puncak bukit yang mengitari Air Terjun Sipiso-piso ini pula Anda dapat menyaksikan keindahan lansekap Danau Toba, sebuah danau vulkanik terbesar di dunia.
0 comments:
Posting Komentar