Konon, menurut sejarah, kota tua Jakarta dibangun di lahan seluas 15 hektar. Tepatnya di lahan bekas Sunda Kelapa pada tahun 1527. Kota ini dibangun oleh Fatahillah dan diberi nama Jayakarta.
Sayangnya, kota ini hancur diserang oleh VOC Belanda. Baru pada tahun 1620, pemerintah Belanda membangun kota Batavia. Tempatnya agak bergeser dari lokasi semula, tepatnya sebelah timur sungai Ciliwung. Pusat kotanya terletak di sekitar Taman Fatahillah sekarang.
Sebagai pusat kota, sudah tentu segala kegiatan bermuara di sana. Mulai dari pemerintahan, perdagangan hingga tempat berkumpulnya masyarakat. Kala itu, Sinyo dan Noni Belanda kerap menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di Stadhuisplein atau Taman Fatahillah. Sementara para pejabat pemerintah sibuk mengatur jalannya roda pemerintahan dari gedung Balaikota. Gedung Balaikota yang megah itu berdiri tepat di depan Stadhuisplein. Hingga saat ini masih kokoh berdiri, namun, fungsinya telah berubah menjadi museum Sejarah Jakarta. Di sini tersimpan berbagai macam barang yang memiliki nilai historis.
Tepat di sebelah timur Taman Fatahillah terdapat bangunan klasik bekas gedung pengadilan. Gedung yang dibangun tahun 1870 itu dipakai sebagai museum seni rupa dan keramik. Berbagai koleksi keramik dari jaman dahulu kala tersimpan di sini. Begitu juga dengan patung dan lukisan para maestro Indonesia. Berseberangan dengan museum senirupa dan keramik, terdapat sederet bangunan bergaya gudang. Ukurannya lebih kecil dibanding dua museum terdahulu.
0 comments:
Posting Komentar